Selamat datang di blog saya :-)
Di sini saya sekedar akan berbagi hasil karya tulis ilmiah saya waktu SMP kelas 3 *jadi keinget masa2 itu deh* hehe..
Berikut Contoh " Karya Tulis Ilmiah Tentang Menanam Tanaman pada Lahan Sempit ( Hidroponik ) " yang telah saya buat :
KARYA TULIS
MENANAM
TANAMAN PADA LAHAN SEMPIT
Diajukan
sebagai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun
oleh :
Isa
Karuniawati
Siswa
kelas IX
SMP
Kristen Shekinah
Temanggung
2014
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkatNya sehingga
dapat tersusun tugas karya tulis ini.
Karya tulis yang berjudul “Menanam
Tananman pada Lahan Sempit” ini bertujuan supaya pembaca dapat mempelajari cara
menggunakan lahan sempit untuk ditanami berbagai macam tanaman.
Karya tulis ini saya buat dengan menyadari
bahwa masih terdapat berbagai kekurangan. Untuk itu saya membutuhkan kritik, teguran, saran, dan
sebagainya bagi para pembaca karya tulis yang telah saya buat ini.
Saya juga sangat berterima kasih
untuk berbagai pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian tugas karya
tulis saya ini sehingga sangat bermanfaat bagi saya dan untuk beberapa pihak
yang telah mendukung sehingga karya tulis ini dapat saya selesaikan tepat
waktu.
Harapan saya dalam pembuatan karya
tulis ini adalah supaya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
lebih menambah pengetahuan dan wawasan.
Selamat membaca!
Temanggung,
November 2014
Isa Karuniawati
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
i
KATA PENGANTAR
..ii
DAFTAR ISI
...iii
BAB I PENDAHULUAN
.1
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
.1
B. RUMUSAN
MASALAH ............................................................................... 2
C. TUJUAN
PENELITIAN................................................................................. 2
D. METODE
PENULISAN................................................................................. 2
E. SISTEMATIKA
PENULISAN....................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
3
A.
PENGERTIAN HIDROPONIK
3
B.
SEJARAH METODE HIDROPONIK
4
C.
CARA MELAKUKAN SERTA PEMELIHARAAN
HIDROPONIK
5
D.
TEMPAT MELAKUKAN HIDROPONIK
8
E.
WAKTU MELAKUKAN HIDROPONIK
9
F.
PELAKU HIDROPONIK
10
G.
ALASAN MEMILIH HIDROPONIK
10
H.
MACAM - MACAM HIDROPONIK
10
I.
CONTOH TANAMAN HIDROPONIK
13
J.
MANFAAT HIDROPONIK
14
BAB III PEMBAHASAN
15
A.
METODE UNTUK MENGATASI LAHAN SEMPIT
15
B.
DAMPAK MENGGUNAKAN METODE HIDROPONIK
16
BAB IV PENUTUP
17
A.
KESIMPULAN
17
B.
SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
20
iii
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini kita sering melihat
banyak terdapat kekurangan lahan untuk ditanami tanaman. Kekurangan tanaman
hijau mempunyai dampak yang buruk pula. Karena tanaman hijau sangat penting
untuk kita. Polusi kendaraan bermotor yang terdapat pada jalan raya dapat
mengganggu kesehatan kita. Seperti pernapasan kita akan menjadi kotor karena
polusi tersebut. Untuk itu tanaman hijau sangat diperlukan manusia terutama
untuk pernapasan kita.
Berkurangnya
lahan untuk ditanami tentunya mempunyai alasan tersendiri. Lahan untuk ditanami
tanaman semakin sempit karena banyaknya tempat yang telah dijadikan pemukiman
untuk penduduk. Jumlah pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat.
Untuk itu dapat dipastikan jika jumlah pemukiman penduduk juga semakin
meningkat.
Sekarang
kita telah terlalu sering melihat kondisi lahan pertanian di Indonesia yang
semakin menyempit karena semakin banyaknya lahan yang dijadikan pemukiman untuk
penduduk, maka saat ini kita memerlukan sebuah metode yang mampu digunakan
untuk menanam tanaman pada lahan sempit. Kita harus mencari dan menggunakan
metode menanam pada lahan yang sempit atau metode menanam tanpa menggunakan
tanah. Metode yang digunakan untuk mengatasi lahan sempit tersebut harus ekonomis,
efektif dan efesien. Maksud dari ekonomis adalah suatu perilaku yang dapat
memperoleh barang atau jasa yang mempunyai kualitas terbaik dengan tingkat
harga yang sekecil mungkin. Pengertian dari efektif adalah suatu tindakan kita
yang dapat menghasilkan sesuatu secara mudah. Sedangkan pengertian dari efesien
adalah suatu tindakan kita yang dapat membuahkan sesuatu dan tidak menyulitkan
seseorang. Jika kita mendapat metode untuk menanam pada lahan yang sempit, maka
kita dapat melihat kesejahteraan manusia karena di samping penduduk mendapatkan
lahan untuk dijadikan tempat tinggal, penduduk juga mendapat keasrian alam oleh
adanya tanaman - tanaman di sekitar tempat tinggalnya.
1
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah untuk karya tulis yang berjudul “Menanam Tanaman pada Lahan Sempit”
adalah sebagai berikut :
1. Metode
apakah yang dapat digunakan untuk menanam tanaman pada lahan yang sempit?
2. Bagaimana
cara mengatasi lahan yang sempit?
3. Apa
saja dampak yang terjadi jika metode yang digunakan untuk menanam tanaman pada
lahan yang sempit itu digunakan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
karya tulis yang berjudul “Menanam Tanaman pada Lahan Sempit” :
1. Semua
orang dapat mengatasi lahan yang sempit karena semakin banyaknya lahan yang
digunakan untuk pemukiman penduduk.
2. Semua
orang dapat mengetahui cara untuk menanam tanaman tanpa media tanah.
3. Semua
orang dapat mengetahui kegunaan media menanam tanpa tanah.
D. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam
menulis karya tulis yang berjudul “Menanam Tanaman pada Lahan Sempit” yaitu
metode wawancara.
E. Sistematika Penulisan
Font : Times New Roman 12
Spasi : 1,5
Justify
Margin :
Top : 3 cm
Left : 4 cm
Bottom:
4 cm
Right : 3 cm
2
Bab II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Hidroponik
Hidroponik
berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos
artinya "mengerjakan".
Hidroponik
adalah suatu teknik/metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Istilah
hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah
ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”. Media-media tanamnya dapat
berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu
bata, potongan kayu, atau busa.
(Menurut
Revo, 2014 dalam http://www.revolusiilmiah.com/2014/07/kelebihan-dan-kekurangan-hidroponik.html)
Elemen
dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan
makanan dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti dapat
disimpulkan bahwa suatu tanaman dapat tumbuh tanpa tanah, asalkan diberikan
cukup air dan garam-garam mineral.
(Menurut
Zaka, 2014 dalam http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-hidroponik-apa-itu-hidroponik.html)
3
Keberhasilan
metode hidroponik tergantung
dari kebersihan wadah, media, dan tanaman yang digunakan. Oleh karena itu,
semua media dan wadah yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Salah satu caranya adalah dengan dipanaskan atau dicuci sehingga bebas dari
hama dan penyakit. Setelah media dan wadah hidroponik dibersihkan, barulah
tanaman ditanam pada media tersebut, kemudian diberikan larutan nutrisi.
Larutan ini mengandung unsur makromolekul, mikromolekul, hormon, dan bahan
mineral yang dibutuhkan tanaman.
Sistem
hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang sangat efektif. Sistem ini
dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi
pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum untuk berproduksi dapat
tercapai. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di
mana pertumbuhan perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan pertumbuhan
tunas atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan
nutrisi yang diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang berimbang
untuk menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal.
(Menurut
Rendy Franata, 2013 dalam http://www.academia.edu/4972128/Makalah_Hidroponik)
B. Sejarah Metode Hidroponik
Dahulu, peneliti yang bekerja di
laboratorium fisiologi tumbuhan sering bermain-main dengan air sebagai media
tanam dengan tujuan uji coba bercocok tanam tanpa tanah. Sebagian orang
menganggap metode itu sebagai aquakultur (bercocok tanam di dalam air). Uji
coba tersebut ternyata berhasil dengan bagus sehingga banyak ahli terus
mengembangkan cara tersebut.
Pada perkembangan selanjutnya, media air diganti dengan media yang lebih praktis, efisien dan lebih produktif. Cara kedua ini lebih mendapat sambutan dibandingkan cara yang hanya menggunakan media air. Oleh karenanya, pada perkembangan selanjutnya, teknik itu disebut hidroponik. Hidroponik ini kemudian dikembangkan secara komersial. Bertanam secara hidroponik telah dimulai ribuan tahun yang lalu. Diceritakan, ada taman gantung di Babilon dan taman terapung di Cina yang bisa disebut sebagai contoh Hidroponik. Lebih lanjut diceritakanpula, di Mesir, India dan Cina, manusia purba sudah kerap menggunakan larutan pupuk organik untuk
4
memupuk semangka, mentimun dan
sayuran lainnya dalam bedengan pasir di
tepi.sungai. Cara bertanam seperti ini kemudian disebut river bed cuultivation.
Ketika ahli patologis tanaman
menggunakan nutrien khusus untuk media tanam muncullah istilah nutri
culture. Setelah itu, bermunculan istilah water culture, solution culture dan gravel
bed culture untuk menyebutkan hasil percobaan mereka yang menanam sesuatu
tanpa menggunakan tanah sebagai medianya. Terakhir pada tahun 1936 istilah
hidroponik lahir, istilah ini diberikan untuk hasil dari Dr. WF. Gericke,
seorang agronomis dari Universitas California, USA, berupa tanaman tomat
setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak berisi m ineral hasil
uji cobanya.
Sejak itu, hidroponik yang
berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebut pengerjaan atau bercocok
tanam, dinobatkan untuk menyebut segala aktivitas bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Gericke ini menjadi sensasi saat
itu, foto dan riwayat kerjanya menjadi headline surat kabar, bahkan ia sempat
dinobatkan menjadi orang berjasa abad 20. Sejak itu, hidroponik tidak lagi
sebatas skala laboratorium, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat
diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu rumah tangga. Jepang yang kalah dari
sekutu dan tanahnya tandus akibat bom atom, pada tahun 1950 secara gencar
menerapkan hidroponik. Kemudian negara lain seperti Irak, Bahrain dan
negara-negara penghasil minyak yang tanahnya berupa gurun pasir dan tandus pun
ikut menerapkan hidroponik.
Jenis media tanam yang biasa
digunakan adalah: arang, sekam, serbuk kayu, kerikil, batu-bata, kapas,
rockwool, pasir, dll.
(Menurut Jo, 2014 dalam http://hidroponikjogja.com/pengertian-dan-sejarah-singkat-hidroponik/)
C. Cara
Melakukan Serta Pemeliharaan Hidroponik
Secara umum budidaya tanaman secara hidroponik dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan lahan Perbedaan sistem hidroponik dan
konvensional.
Persiapan lahan Perbedaan sistem hidroponik dan
konvensional adalah media tanam
yang digunakan hidroponik yaitu bukan tanah, sehingga
dalam tahap persiapan lahan
tidak perlu adanya pengolahan lahan. Yang dilakukan
dalam kegiatan penyiapan lahan adalah menyiapkan tempat kegiatan hidroponik
dilakukan, seperti membuat hidroponik kit dan juga greenhouse. Dalam skala
kecil dapat dilakukan di pekarangan rumah saja.
2. Persiapan wadah.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyiapkan
wadah tanam. Wadah tanam hidroponik dapat menggunakan kantung plastik/polybag,
gelas plastik, ember, dll. Wadah tanam berfungsi sebagai tempat memasukkan
media tanam yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
3. Menyiapkan media tanam.
Media tanam yang digunakan dalam hidroponik beragam,
mulai dari limbah pertanian sampai bahan pabrikan. Media tanam berfungsi
sebagai pengganti tanah pada sistem konvensional. Media tanam yang
digunakan adalah bahan yang memiliki kriteria sebagai berikut: mampu
menyediakan dan menyimpan unsur hara, sehingga kebutuhan air dan nutrisi
tanaman dapat dipenuhi, mampu menjaga kelembaban dan mempunyai drainase yang
baik. Jenis media tanam yang biasa digunakan adalah: arang sekam, serbuk kayu,
kerikil, batu-bata, kapas, rockwool, pasir, dll.
4. Penyemaian
Penyemaian dilakukan setelah semua persiapan awal
dilakukan, sehingga setelah penyemaian berakhir proses penanaman dapat langsung
dilakukan penyemaian.
5. Penanaman bibit
Setelah pekerjaan pengolahan tanah dan penyemaian
bibit dilakukan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah penanaman
bibit. Penanaman bibit akan dilakukan pada wadah tanam yang sudah di beri
lubang-lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan setelah bibit dianggap cukup
kuat untuk dipindahkan ke tempat penanaman. Dalam pemindahan bibit ke
tempat penanaman, akar tanaman di usahakan tidak rusak. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kerusakan pada akar yang masih muda. Hal yang perlu dilakukan
untuk menghindari hal tersebut adalah bibit harus dicabut atau diikuti sertakan
dengan media tanamnya Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari yaitu
pada waktu sinar matahari tidak lagi begitu menyengat. Setelah selesai
penanaman bibit, lahan sebaiknya disiram dengan air secukupnya. Biasanya
bibit yang baru saja di tanam akan memperlihatkan layu
6
sementara, hal ini akan berlansung selama 2 atau
3 hari. Tetapi hal ini merupakan
hal yang biasanya terjadi dan hal ini tidak akan
membahayakan pertumbuhan tanaman.
Kecuali, jika bibit layu karena faktor kerusakan akar atau batangnya.
6. Pemberian larutan nutrisi.
Nutrisi atau unsur hara merupakan salah satu factor
penting yang menunjang keberhasilan suatu sistem hidroponik yang dilakukan.
Adapun unsur hara bagi tanaman dikelompokkan menjadi unsur hara makro dan unsur
hara mikro. Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar dan mutlak harus ada. Sejumlah unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman
adalah N, P, K, Mg dan S. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Sejumlah unsur hara mikro yang
dibutuhkan tanaman adalah Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl. Kedua jenis unsur
tersebut saling mendukung dan dibutuhkan oleh tanaman. Ketika salah satu unsur
tidak ada, makan unsur yang dibutuhkan tanaman menjadi tidak lengkap.
Keuntungan sistem hidroponik adalah pemberian larutan nutrisi tanaman dapat dilakukan
secara bersamaan dengan irigasi. Karena pada umumnya larutan yang ada di
pasaran dalam penggunaanya telah dirancang agar diencerkan terlebih dahulu
sebelum digunakan. Pencampuran larutan nutrisi ini memerlukan keterampilan
khusus agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
7. Pemeliharaan Hidroponik memerlukan perawatan yang
cermat.
(Menurut Uki, 2013 dalam http://justmyhobby.wordpress.com/2014/02/19/cara-menanam-tanaman-hidroponik-sederhana/)
Beberapa langkah pemeliharaan tanaman hidroponik
adalah sebagai berikut:
a. Penyiraman penyiraman air dan larutan nutrisi
dilakukan 5-8 kali setiap hari.
Penyiraman biasa dilakukan dengan menggunakan timer,
sehingga tidak memerlukan tenaga ekstra dalam pengerjaannya.
b. Pengikatan atau pengajiran Tanaman yang telah
berumur 1 minggu perlu diberi ajir.
Ajir berguna sebagai rambatan atau pegangan agar
tanaman dapat tumbuh tegak.
c. Pemilihan batang produksi pada tanaman.
Misalnya cabai atau paprika, dipilih satu atau dua
cabang produksi dan dibiarkan tumbuh sebagai batang utama.
7
d. Pemangkasan daun-daun yang terdapat di antara
ketiak daun dibuang setiap dua hari.
Bila menanam timun, sulur-sulur yang tumbuh di bagian
atas tanaman timun dipotong sekitar 2 cm dari titik tumbuh.
e. Pemberantasan hama Tanaman yang diserang hama.
Misalnya kutu daun dan ulat buah, disemprotkan dengan
insektisida. Sesuai dosis yang diperlukan.
f. Pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, cutter
atau pemotong tajam lainnya. Pemanen dilakukan dengan memotong dan
mengikutsertakan sebagian tangkai yang menempel pada kepala buah. Hal ini
dilakukan karena media tanam yang digunakan bukan lah tanah, sehingga perlu
berhati-hati agar kekuatan ikatan antara akar tanaman dan batang tanaman
terhadap media tanam tetap stabil.
D. Tempat
melakukan hidroponik
Hidroponik menjawab permasalahan terbatasnya lahan
pertanian dan lahan yang kurang produktif. Dengan menerapkan sistem hidroponik,
bercocok tanam pada lahan yang tidak produktif pun dapat dilakukan. Areal
yang sempit pun bukan menjadi permasalahan karena hidroponik dapat
dilaksanakan di atas atap rumah sekalipun.
Perbedaan mendasar antara hidroponik dengan sistem
tanam konvensional adalah tempat tanamnya, yang mana hidroponik tidak ditanam
di tanah melainkan menggunakan media, seperti: arang, sekam, serbuk kayu,
kerikil, pasir, dll. Hidroponik dilakukan dengan menggunakan wadah tanam
seperti: ember, polybag, gelas plastik dan untuk kasus lain dapat
menggunakan hidroponik kit yang ada
di pasaran atau pun rakitan sendiri. Sistem hidroponik sering diidentikkan
dengan budidaya di dalam greenhouse/rumah kaca. Dalam skala
besar/komersial biasanya budidaya hidroponik dilakukan di dalam
greenhouse, hal ini bertujuan untuk memudahkan perawatan dan pengontrolan iklim
mikro di dalam greenhouse, serta melindungi dari terpaan hujan/angin dan
masuknya hama dari luar.
8
Untuk skala hobi/rumahan, tidak perlu membuat
greenhouse untuk melakukan budidaya hidroponik. Asal ada tempat yang cukup
memadai, serta kebutuhan pertumbuhan
tanaman bisa tercukupi, sudah cukup untuk melakukan budidaya hidroponik sendiri
di rumah.
Salah satu hal yang menarik dari hidroponik adalah budidaya
hidroponik dapat dilakukan di “semua” tempat. Hidroponik dapat dilakukan di
luar maupun
di dalam rumah, termasuk di dalam ruangan tertutup.
Hal yang perlu dilakukan yaitu kita harus memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan
tanaman. Dalam ruang tertutup, kebutuhan tanaman akan cahaya dapat diganti
menggunakan lampu LED khusus untuk budidaya hidroponik.
(Menurut
Apandi, 2012 dalam http://apandi2.blogspot.com/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-hidroponik.html)
E.Waktu Melakukan
Hidroponik
Jika melakukan hidroponik, siklus hidup tanaman yang
dibudidayakan lebih cepat. Hal ini dikarenakan, nutrisi yang diberikan pada
tanaman sudah sesuai dengan kebutuhan tanaman secara optimal. Sehingga memanen
tanaman dapat dilakukan lebih cepat. Dengan hidroponik kita tidak perlu lagi
mempermasalahkan musim, karena budidaya hidroponik memungkinkan untuk
budidaya tanaman apapun, sekalipun bukan pada musimnya. Jadi kita dapat
menanam tanaman favorit kita kapan saja (khusus untuk budidaya dalam greenhouse).
Kelebihan sistem hidroponik yang dapat dilakukan kapan saja tanpa mengenal
musim, membuat kita dapat mengatur waktu tanam dan panen sesuai keinginan kita,
bahkan kegiatan panen dapat dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
pasar akan sayuran hidroponik. Sehingga dengan hidroponik dapat dilakukan panen
sepanjang tahun. Faktor terpenting yang harus dipenuhi dalam menunjang
keberhasilan hidroponik adalah perawatan, terutama pemberian air dan nutrisi
tanaman. Dengan penjadwalan irigasi yang baik akan dapat meningkatkan pula
efisiensi penggunaan air tanaman. Pemberian nutrisi yang teratur akan
mencukupi kebutuhan hara tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
subur. Apanila faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi dengan baik, maka kegiatan
hidroponik dapat berjalan dengan baik dan panen sepanjang tahun yang diharapkan
dapat diwujudkan.
(Menurut Agipa Deddy, 2014 dalam http://agripadeddy.blogspot.com/2014/01/microsoftinternetexplorer4-0-2_7271.html)
9